A. Pengertian Amalgam
Amalgam merupakan
campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah
merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan untuk menggambarkan kombinasi atau
campuran dari beberapa bahan seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan
lainnya. Dental amalgam sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui
suatu proses yang disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri
dicampur, terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang
berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu–abu (Baum 1997).
B. Sifat Bahan Tambal Amalgam
Bahantambalan
amalgam dibagiatasbeberapasifat, yaitu :
1. Sifat Fisik
Amalgam
Ada
beberapasifat yang termasukdalamsifatfisik amalgam (Creep, Stabilitas
Dimensional, Difusitermal, danAbrasi), diantaranya:
a). Creep
Creep
adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahap
yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam,
tekanan mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI-ADA specification
no.1 menganjurkan agar creep kurang dari 3%. Amalgam dengan kandungan tembaga
yang tinggi mempunyai nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan
kurang dari 0,1%.
b).
Stabilitas Dimensional
Idealnya
amalgam harus mengeras tanpa perubahan pada dimensinya dan kemudian tetap
stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi awal
pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang.
·
Perubahan dimensional
Amalgam dapat memuai dan menyusut
tergantung pada cara manipulasinya, idealnya perubahan dimensi kecil saja.
Kontraksinya yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro dan
karies sekunder.
Perubahan dimensional dari amalgam
tergantung pada seberapa banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan
pengukuran dimulai. Spesifikasi ADA no.1 menyebutkan bahwa amalgam dapat
berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 μm/cm, diukur pada 300C,
5 menit dan 24 jam sesudah dimulainya triturasi dengan alat yang keakuratannya
tidak sampai 0,5 μm.
Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi
perubahan dimensi adalah :
a.
Komposisi Alloy : semakin banyak
jumlah silver dalam amalgam, maka akan lebih besar pula expansi yang terjadi.
b.
Rasio mercury:alloy : makin banyak
mercury, akan semakin besar tingkat expansinya.
c.
Ukuran partikel alloy : dengan berat
yang sama, jika ukuran partikel menyusut, maka total area permukaan alloy akan
meningkat.
d.
Waktu triturasi : merupakan faktor
paling penting. Secara umum, semakin lama waktu triturasi, maka ekspansi akan
lebih kecil.
e.
Tekanan kondensasi : Jika amalgam
tidak mengalami kondensasi setelah triturasi, akan terjadi kontraksi dalam
skala besar karena tidak terganggunya difusi mercury ke alloy.
c). Difusi
termal
Difusi
termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkan
koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang
mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.
d). Abrasi
Proses abrasi yang terjadi saat
mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuahsubstansi / zat, biasa disebut wear.
Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan,yang mengakibatkan
kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam.
2.
Sifat Mekanik Amalgam
a. Kekuatan
Dental amalgam mempunyai berbagai
macam struktur, dan kekuatan struktur tersebuttergantung dari sifat individu
dan hubungannya antara satu struktur dengan struktur yanglainnya.Dental amalgam
adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan tensile amalgamlebih rendah
dibanding kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif ini cukup baik
untukmempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang
memperbesarkemungkinan terjadinya fraktur/retakan.
Beberapa
faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam :
a.
Rasio mercury:alloy : jika mercury
yang digunakan terlalu sedikit, maka partikel alloytidak akan terbasahi secara
sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akanbereaksi dengan mercury,
menyisakan peningkatan lokal porositas dan membuatamalgam menjadi lebih rapuh.
b.
Komposisi alloy : komposisi tidak
terlalu berpengaruh terhadap kekuatan amalgam. Beberapa sumber mengatakan
amalgam yang tinggi copper dengan tipe dispersi lebihkuat dibanding alloy
dengan komposisi konvensional.
c.
Ukuran dan bentuk partikel : kekuatan
amalgam diperoleh dengan ukuran partikelyang kecil, mendukung kecenderungan
fine atau microfine particles.
d.
Porositas : sejumlah kecil porositas
pada amalgam akan mempengaruhi kekuatan. Porositas dapat dikurangi dengan
triturasi yang tepat, dan yang lebih penting adalahteknik triturasi yang baik.
Faktor-faktor
berikut ini dapat mendorong terbentuknya suatu restorasi amalgam yang tidak
kuat:
·
Triturasi yang tidak sempurna (under-trituration)
·
Kandungan mercury yang terlalu besar
·
Terlalu kecil tekanan yang diberi sewaktu kondensasi
·
Kecepatan pengisian kavitet yang lamban
·
Korosi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kekuatan diantaranya:
1.
Efek Triturasi. Efek triturasi
terhadap kekuatan tergantung pada jenis logam campur amalgam, waktu triturasi,
dan kecepatan amalgamator.
2.
Efek Kandungan Merkuri. Faktor
penting dalam mengontril kekuatan adalah kandungan merkuri dari restorasi
tersebut. Merkuri dalam jumlah yang cukup haris dicampur dengan logam camput
untuk menutupi partikel-partikel logam campur dan memungkinkan terjadinya
amalgamasi yang menyeluruh. Masing-masing partikel logam campur harus dibasahi
oleh merkuri. Bila tidak, akan terbentuk adonan yang kering dan berbutir-butir.
Adonan semacam itu menghasilkan permukaan yang kasar dan berlubang-lubang yang
dapat menimbulkan korosi. Setiap kelebihan merkuri yang tertinggal pada
restorasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dalam jumlah yang cukup besar.
3.
Efek Kondensasi. Tekanan kondensasi,
dan bentuk partikel campur, semuanya mempengaruhi sifat amalgam. Jika digunakan
teknik kondensasi tipikal dan logam campur lathe-cut, makin besar tekanan
kondensasi, makin tinggi kekuatan kompresinya, terutama kekuatan awal (misalnya
pada 1 jam).Teknik kondensasi yang baik akan memeras keluar merkuri dan
menghasilkan fraksi volume dari fase matriks yang lebih kecil. Tekanan
kondensasi yang tinggi diperlukan untuk mengurangi porositas dan mengeluarkan
merkuri dari amalgam lathe-cut. Sebaliknya, amalgam sferis yang dimampatkan
dengan tekanan rignan akan mempunyai kekuatan yang baik.
4.
Efek Porositas. Ruang kosong dan
porus adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kompresi dari amalgam
yang sudah mengeras.
5.
Efek Laju Pengerasan Amalgam.
Spesifikasi ADA menyebutkan kekuatan kompresi minimal adalam 80 Mpa pada 1 jam.
Kekuatan kompresi 1 jam dari amalgam komposisi tunggal yang kandungan
tembaganya tinggi sangatlah besar.
3. Sifat
Kimia Amalgam
a.
Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik
Korosi
galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau
alloyberkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah saliva Besarnya
arus galvanisdipengaruhi oleh lama/usia restorasi , perbedaan potensial korosi
sebelum berkontak dandaerah permukaan.
Jarak yang cukup lebar/besar
dihasilkan dan kontak elektrik dari beberapa restorasisecara in vivo . Untuk
restorasi amalgam–amalgam , perbedaan potensial korosi sebelumberkontak mungkin
akan berguna dalam memprediksi besarnya arus galvanis, yang manapaling tidak
perbedaan keluarnya adalah 24 mV
Hubungan lama restorasi dengan besar
arus galvanic berbanding terbalik .artinya semakin lama usia restorasi amalgam
dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanicyang dihasilkan.
b.
Korosi
Korosi
adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan degradasi struktur
danproperti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada bagian pits dan
cervical. Korosi dapatmengurangi kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek
keawetan penggunaan.
c.
Tarnish
Reaksi
elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film yang terlihat
dapatmenyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang paling terkenal adalah
campuran silverdan copper sulfida karena reaksi dengan sulfur dalam makanan dan
minuman.
d. Sifat Biologi Amalgam
Ada Beberapa sifat yang termasuk dalam sifat biologi
amalgam, diantaranya :
o
Alergi
Secara
khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandaidengan
rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala
lain.Dermaititis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 dari Commbs mewakili
efek sampingfisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi, tetapi
reaksi ini terjadi oleh kurang dari 1 % dari populasi yang di rawat.
o
Toksisitas
Sejak
awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air raksa sudah
mulaidipertanyakan. Kadang-kadang masih ada dugaan bahwa keracunan air raksa
dari tambalangigi adalah penyebab dari penyakit-penyakit tertentu yang
diagnosisnya tidak jelas dan adabahaya bagi dokter gigi atau asistennya. Ketika
uap air raksa terhirup selama pengadukanpenempatan dan pembuangan.
C. Komposisi dan Fungsi Unsur-unsur Amalgam
Komposisi bahan
restorasi dental amalgam terdiri dari perak, timah, tembaga, merkuri, platinum,
dan seng. Unsur – unsur kandungan bahan restorasi amalgam tersebut memiliki
fungsinya masing – masing, dimana sebagian diantaranya akan saling mengatasi
kelemahan yang ditimbulkan logam lain, jika logam tersebut dikombinasikan
dengan perbandingan yang tepat. Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi persentase
berat kandungan alloy amalgam (Baum 1997).
a.
Perak(Ag) : 65 % (batas minimum)
b.
Timah(Sn) : 29 % (batas
minimum)
c.
Tembaga(Cu) : 6 % (batas
maximum)
d.
Seng(Zn) : 2 % (batas maximum)
e.
Mercuri(Hg) : 3 % (batas
maximum)
Kegunaannya:
a. Ag : a.
Mudah menyatu dengan Hg
b. Meningkatkan pemuaian
c.
Menambah kekuatan amalgam
b. Sn : a.
Mengurangi pemuaian selama pengerasan
b. Memperbaiki amalgamasi dari aloi
c.
Cu : a. menambah kekuatan tepi
b.
meningkatkan kekerasan
c.
meningkatkan pemuaian
d.
Zn : a. Mengurangi oksidasi
b. mudah
bereaksi dengan oksigen
c. Mencegah kombinasi
oksigen dengan logam yang lain
e.
Hg : a. Memberikan reaksi yang baik
terhadap permukaaqn partikel alloy
D. Indikasi
dan kotra Indikasi Amalgam
1.
Indikasi amalgam :
o Untuk gigi
posterior
o Karies pit
dan fisur gigi posterior, karies proksimal gigi posterior, karies permukaan
halus (sisi bukal atau lingual)
o Pasien
dengan insidensi karies tinggi
Indikasi
Restorasi kelas II dengan bahan amalgam :
i.
Restorasi sedang sampai besar
ii.
Tidak mengutamakan estetik
iii.
Mempunyai kontak oklusal besar
iv.
Tidak dapat
diisolasi dengan baik
v.
Restorasi yang meluas sampai permukaan akar
vi.
gigi abutmen untuk partial denture
vii.
sebagai restorasi sementara atau control karies
2.
Kontra indikasi amalgam :
Gigi yang memerlukan estetika baik (terutama
gigi anterior)
Kontra indikasi :
o Mengutamakan
estetik untuk gigi posterior
o Restorasi
kecil sampai sedang yang tidak dapat dilakukan isolasi dengan baik
o Restorasi
kelas 6 yang kecil
E.
Cara
Melakukan Penambalan dan Pencampuran Bahan Amalgam
Dipabriklogam-logaminidicampurkandenganpemanasan
yang sesuai untuk menghomogenisasikannya dan didinginkan sampai temperature kamar.
Dalam hal ini tidak boleh terjadi pengoksidasian dan masuknya kotoran. Diharapkan
amalgam powder yang terjadi berupa kristal-kristal berukuran kecil agar
nantinya terdapat permukaan yang lebih halus sehingga tidak mudah terjadi
tarnish dankorosi.
Pemanipulasian dental amalgam dilakukandenganjalanmencampurkan Hg
denganaloi amalgam disebutdenganamalgamasi.
a. Triturasi
Triturasi adalah
pengadukan / pencampuran alloy dan mercuri, dengan cara ini kita dapat
memperoleh massa plastis yang dilakukan dengan cara manual dan mekanikal.
Triturasi manual -> mortar
& pestle
Triturasi mekanikal -> amalgamator
Cara manipulasi amalgam
o
Masukkan
bubuk +
cairan dalam mortan
o
Pestle
dipegang menggenggam
o
Tekanan
1-2 kg pestle diputar perlahan kemudian agak cepat
o
Setelah
massa mengkilap, sudah lepas dari dinding mortar, massa diambil
o
Lakukan
mulling (diletakkan pada rubber/ kain dan dibentuk)
o
Ambil
dengan amalgam pistol.
Triturasidapatdilakukandenganduacarayaitu
:
1.
Secara manual (hand mixing)
Triturasi dilakukan oleh karena adanya suatu selubung tipis oksida pada
aloi yang akan menghambat berkontaknya Hg danaloi. Oksida tersebut dapat dihilangkan
dengan jalan mengabrasi permukaan partikel aloi. Hal ini biasanya dilakukan
didalam mortar dan mengaduknya dengan pestle. Perbandingan aloi dengan Hg
adalah 1:1.
2. Menggunakan
amalgamator (mechanical mixing)
Mechanical amalgamator adalah alat yang digunakan untuk triturasi yang
bekerja secara otomatis. Prinsipnya sama dengan mortar dan pestle tetapi dengan
menggunakan kapsul.
b. Kondensasi
Kondensasiadonan dental amalgam didalam cavitas gigi dilakukan dengan
mempergunakan amalgam stopper. Dengan kondensasi diharapkan partikel amalgam
tetap rapat satu sama lain dan masuk kesegala arah dalam cavitas. Sehingga terdapat
kepadatan dental amalgam. Dengan demikian strength akan bertambah, flow dan pengerutan
akan berkurang. Kondensasi juga bertujuan untuk menghilangkan Hg yang
berlebihan.
c. Pengukiran dan Pemolesan
Pengukiran
restorasi amalgam sesuai dengan anatomi gigi setelah dental amalgam ditempatkan
pada kavitas, biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai alat secara manual
seperti burnisher. Pemolesan pada amalgam umumnya dilakukan paling sedikit 24
jam setelah penambalan. Tetapi jika high copper amalgam dengan kekuatan yang
tinggi digunakan, pemolesan dapat dilakukan pada kunjungan pertama. Umumnya permukaan
amalgam dibentuk kembali dengan menggunakan green stones, finishing bur, atau
abrasive disk. Bentuk, permukaan dan tepi amalgam diperiksa agar benar-benar licin
dan sama dengan gigi. Selanjutnya digunakan bahan poles seperti pumice
atausilux pada rubber abrasive points. Tahap akhir untuk mengkilapkan digunakan
pasta abrasive yang baik. Pemolesan selalu dilakukan dengan keadaan basah, karena memoles dalam keadaan kering memungkinkan
dental amalgam menjadi panas sehingga dapat merusak pulpa.
F. Cara Memasukkan Amalgam Dalam Kavita
Memasukkan amalgam
atau sering di katakan kondensasi amalgam. Kondensasi amalgam adalah proses
memasukkan amalgam ke dalam kavitas lalu ditekan gunanya
·
Adaptasi dengan dinding kavitas
·
Menghilangkan kelebihan mercury
·
Memadatkan partikel amalgam
·
Mengurangi resiko perubahan bentuk
G.
Kelebihan
dan Kekurangan Amalgam
1. Kelebihan :
·
Dapat
dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan
dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat
bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa
penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan
kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.
·
Ketahanan
terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama
kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling
berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
·
Penambalan
dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique
sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan
dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan
bahan tambal resin komposit.
·
Biayanya
relatif lebih rendah.
2. Kekurangan :.
·
Secara
estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga
tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis
sangat diutamakan.
·
Dalam
jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan
langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga
tampak membayang kehitaman.
·
Pada
beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang
terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah
penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap
rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak
berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.
·
Hingga
kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang
sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.
·
Sering
menyebabkan kebocoran mikro dan sekunder karies. Solusinya enggunakan “cavity
varnish” yang mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam pelarut yang
menguap misalkan eter dan harus tahan air.
·
Mengakibatkan rasa nyeri bila
menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain. Solusinya dengan
melepas tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam.
H. Klasifikasi
Zinc Oxide Phosphate Cement
Zinc oxide
phosphate cemen adalah merupakan semen yang paling sering di gunakan dalam
bidang kedokteran gigi semen ini terdiri dari bubuk dan cairan yang
sangat mudah dalam mencampurnya.walaupun demikian perbandingan antara bubuk dan
cairan haruslah di perhatikan dengan baik dan tepat untuk mendapatkan
kekentalan yang baik.semen ini memiliki compressive strengh yang cukup baik.hal
ini memungkinkan zinc phosphate semen bila akan di gunakan sebagai basis dalam
kavita yang dalam.penggunaan zinc phosphate semen pada umumnya adalah sebagai
bahan perekat,khusunya untuk inlay,bridge,crown.pasak inti serta perekat
restorasi tuangan emas.
Selain itu juga di gunakan untuk bahan
tambalan sementara,basis dan pelapik serta perawatan lesi karies.dalam
setiap penggunaan dari zinc phospahate semen ini,terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang perlu di perhatikan yang berhubungan erat dengan
sifat dari zinc phospahate semen itu sendiri.akibat kandungan dari zinc
phospahate yang terdapat dalam cairan semen ini,maka dapat meninmbulan iritasi
pulpa pada gigi,untuk itu sangat perlu dilakukan pemberian bahan khusus untuk
perlindungan pulpa,misanya dengan kalsium hidroksida pada penggunaanya
sebagai basis pada kavita,yang cukup dalam.disamping hal tersebut diatas,masi
ada sifat buruk dari zinc phospahate semen,yang mempengaruhi dalam penggunaanya
serta kebaikanya yang membuat semen ini masi tetap di gunakan sampai saat ini.
I. Komposisi Zinc Phosphate Cement
a. Bubuk
Kandungan
utama dari bubuk zinc phosphate cement ini terdiri dari :
1.
Zinc oxida sebesar 90,2 % sebagai bahan dasar.
2.
Magnesium oxida sebesar 8,2 %.
3.
Oxida lainnya, seperti bismuth trioxida, barium
oxida sebesar 0,2 % yang akan meningkatkan kehalusan dari campuran.
4.
Silica sebesar 1,4 %
b.
Cairan
Cairan zinc
phosphate cement ini terdiri:
1.
Asam fosfat sebesar 38,2 % yang akan bereaksi dengan
zinc oxida.
2.
Air sebesar 36,0 % sebagai kontrol dari kecepatan
reaksi.
3.
Aluminium fosfat atau kadang-kadang zinc fosfat
sebesar 16, 2 % sebagai buffer untuk mengurangi kecepatan dari reaksi.
4.
Alumenuim sebesar 2,5 %
5.
Zinc sebesar 7,1 %
Kandunganutamabubuk
semen zink fosfat adalah zinc oxide.Garam metalik digunakan untuk mengubah
karakteristik kerja dan sifat akhir semen. Magnesium oksida biasanya
ditambahkan untukmengurangi proses pada saat proses kalsinasi. Silikon dioksida
merupakan filler inaktif pada bubuk semen.Bismuth trioksida ditambahkan untuk
menghasilkan campuran semen yang halus dan juga untuk memperpanjang setting
time.
Komposisi
terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % dan asam phorporic,
garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagaibasis, konsistensi harus
seperti dempul, campuran bubuk dan liquiddengan ratio 6:1 atau sesuai
kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cairtidak padat, aduk dengan putaran
melawan jarum jam, tempatkan adonanpada tumpatan yang telah diberi semen
eugenol sebagai subbasis. Waktupengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan
tumpatan dibuang.
J. Sifat
Zinc Oxide Phosphate Cement
a. Sifat mekanis
Semen
yang telah dicampur akan memperoleh 75%dari seterngth maximumnya pada satu jam
pertama.compressive strenght dari zinc phosphat semen ini yang telah set
adalah80-110Mpa atau 11.000-16.000 psi yang akan di capai selama 24 jam retensi
minimum yang kuat adalah sekitar 60Mpa atau 8500 psi.strenght dari semen ini
cukup baik untuk itu sangat baik jika digunakan sebagai basis dan semen
perekat.namun sangat tergantung pada W/P rationya.akan tetapi,tensile strength
yang lebih rendah dari compossive sternghtnya mengakibatkan semen ini mudah
rapuh bila terjadi kontak yang lama dengan saliva dan air akan mengurangi
strength dari semen ini.bila sifat mekanis dari semen ini di bandingkan dengan
semen perkat lain misalnya zinc silico phosphate cement,zinc polycarbokxilat
semen,glass ionomer kaca,maka nilainya cukup baik.zinc phosphate cemen tidak
membentuk perlekatan atau ikatan dengan enamel atau dentin retensi yang
dihasilkan berupa gaya ikat mekanis antara semen yang telah set dengan
kekasaran kavita dan bahan restorasi.
b. Sifat biologis
Keasaman
pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan dari asam fhosfat.zinc
phosphate cement yang baru saja di campur memiliki tingkat keasaman,dengan PH
antara 1 dan 2,bahkan setelah setting setelah 1 jam PH masi 4 kemudian setelah
24 jam PH baru6-7.karena semen ini mengandung asam fhosfhat maka phnya agak
rendah setelah di di letakkan dalam mulut,meskipun pHnya meningkat seperti
peningkatan Setting reaksi semen akan mengiritasi pulpa sehingga diperlukan
perlindungan pulpa khusunya pada kavita yang dalam misalnya dengan calsium
hidrokxida.
K. Cara manipulasi zinc oxide phosphate
semen
ü Waktu kerja dan pengerasan
·
Waktu dan pengerasan semen
antara 5 sampai 9 menit pada temperatur badan 1,5 menit pertama.
·
Pengontrolan setting time
1. P-L ratio 5 Untuk memperpanjang setting time
tidak dibenarkan dengan merendahkan P-L ratio untuk menghindarkan
kerugian-kerugian faktor fisis yang lain
2. Mixing Time / spatulation
Makin lambat powder dicampur dengan liquid maka makin lama semen mengeras
3. Mixing
Temperatur Makin tinggi temperatur makin cepat pengerasan
4. Pengaruh
air
·
Makin banyak air dalam
liquid makin cepat setting time Kontak dengan air selama mixing akan
mempercepat reaksi liquid.
·
Takar sesuai dengan
kebutuhan & ratakan bubuk dalam sendok, letakkan pada slab. Ratakan bubuk
dan bentuk segi empat dengan spatula.
·
Bagi bubuk menjadi beberapa
bagian (minimal 6 bagian).
·
Keluarkan cairan dari botol
yang dipegang tegak lurus lantai, letakkan dekat bubuk.
·
Campur bagian pertama bubuk
dengan liquid lalu aduk dengan gerakan memutar pada permukaan yangseluas
mungkin selama 30 detik
5.Diamkan selama
15 detik
6. Tarik bagian bubuk selanjutnya, diaduk sampai mendapatkan
konsistensi dempul. Aplikasikan semen pada dasar kavitas dengan stopper semen.
Semen tidak boleh menempel pada dinding karena akan membentuk semen line. Gigi
harus tetap kering, tidak boleh terkena ludah.
ü Setting time
Waktu
setting tidak terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan
pekerjaan terhadap gigi akan lama.waktu setting yang tepat pada zinc phosphate
yaitu 5- 9 menit pada temperatur 37’C atau 97’F.pada kelembaban 100%.untuk
memperpanjang waktu setting yaitu:
·
Menggunakan glass slab yang
dingin.
·
Mengurangi kecepatan dalam
hal mencampur bubuk kedalam tiap-tiappenambalan gigi serta penghentian sesaat
pada pencampuran awal sejumlah bubuk kedalam cairan akan menambah waktu setting
dalam pencampuran zinc phosphate semen.semakin lama bubuk di tambahkan dalam
cairan akan memperlama waktu setting.
·
Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan
menambah jumlah cairan.
Daya larut. Kelarutan semen ini sangat
bergantung pada perbandingan bubuk dan cairanya,adonan yang lebih encer akan
lebih mudah larut dalam mulut,semen ini akan larut pada aquades tapi lebih
cepat dengan larutan dengan PH yang rendah.
L. Cara Pencampuran dan Cara
penambalan Zinc Oxide
Phospahate Cement
1. Sebagai bahan tambalan sementara
Sebagai
bahan tambalan sementara,semen ini di dasari oleh zinc oxide yang di campur
dengan cairan asam fosfat 50 %.bila menggunakan zinc phosphate cement maka
cavita tidak boleh terlalu beras dan kekuatan pengunyahan yang di pusatkan pada
gigi tersebut tidak boleh terlalu besar.untuk menjamin kestabilan dan kekuatan
tambalan sementara serta untuk mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling
cavita yang besar,bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang
di potong dan di bentuk dengan semen yang sama.
2. Bahan basis dan pelapik
Sebagai bahan pelapik cement zinc phosphate di letakkan berupa
suatu lapisan tipis yang di berikan pada permukaan cavita yang fungsi utamanya
adalah untuk memberikan perlindungan terhadap perlindungan terhadap iritasi
kimia. Sedangkan sebagai basis zinc phosphate semen digunakan dalam bentuk
lapisan yang lebih tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk
melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat
terhadap panas dan menahan tekanan yang di berikan selama bahan pemampatan
bahan restorative untuk basis,zinc phosphate cement dapat di campur dalam
cairan dalam jumlah kecil dan adonan di spatulasi merata untuk mendapatkan
konsistensin yang kental seperti dempul karena semen ini dapat mengiritasi
pulpa,sebakainya jangan digunakan dalam kavita yang dalam tanpa di berikan
pelapik misalnya calsium hidroxida.
3. Bahan perekat
4. Bahan perekat inlay
Sebelum
memulai penyemenan,terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan dan pengeringan
kavita,semen fosfat dengan slow setting di buat dengan menambah bubuk dalam
jumlah dalam cairan selama kurang lebih 1-1,5 menit pada glass slab yang dingin
semen yang telah di campur di oleskan kedalam permukaan dalam inlay,dimasukkan
dalam kavita kemudian di tekan secara intermitten sampai posisinya baik dengan
burniser berbentuk buah pir,tidak di anjurkan untuk melapisi kavita dalam semen
karena temperatur gigi yang menjadi lebih tinggi akan mempercepat setting dari
semen.jika semen telahbenar-benar mengeras sangat penting di perhatikan bahwa
setiap sisa-sisasemen harus di bersihkan dari gingiva bagian proksimal dan
servikal inlay dengan menggunakan eskavator atau sonde untuk mencegah iritasi
gingiva yang dapat menimbulkan gingivitis marginal kronis.setelah inlay
terpasang dengan baik maka sebagai langkah akhir dilakukan pemolisan agar inlay
nyaman dipakai dan untuk mengurangi resiko karies berulang.
5. Bahan perekat crown and bridge
Untuk
temporary crown,dikarenakan retensi dari crown akan mengeluarkan gaya,zinc
phosphate cemen dengan strength yang cukup baik dapat dipilih sebagai
perekat.setelah penyemenan kelebihan semen harus di buat agar tidak terjadi
irita si dari daerah gingiva dan untuk menghindari retensi plak yang dapat
menimbulkan inflamasi pada gingiva.zinc phosphate semen ini sering juga
digunakan dalam penyemenan crown.untuk penyemenan bridge khususnya pada bridge
yang luas dan membutuhkan kerja yang panjang.dalam hal ini bahan zinc phosphate
cemen merupakan bahan yang paling sering di unakan.waktu kerjanya dapat di
perpanjang de ngan menggunakan glass slab yang dingin.bubuk yang ditambahkan
harus sedikit demi sedikit dan di campur dalam waktu yang agak lama(kuran g
lebih 90 detik)peletakan semen yang sudah di campur sama hanya dengan pelekatan
semen pada cro wn.
6. Bahan perekat pasak dan inti
Pasak
dan inti Sering di gunakan dalam restorasi gigi,pada inti terdapat gerigi untuk
me rekatkan inti amalgam atau resin.sebelum pema sangan pasak dan inti biasany
a dilakukan pembuatan mahkota sementara yan g bisa dibuat dari resin plastik
,dan untuk retensinya memakai pasak kawat d alam saluran akar.mahkota sementara
direkatkan dengan semen yang cukup b aik dan semen dan semen yang digunakan
yaitu zinc phosphate cement.setelah pemasangan mahkota sementara,bila akan
dilakukan penyemenan pasak permanen maka mahkota sementara dilepaskan dan
daerah preparasi dibersihkan dengan menggunakan bur yang dipakai untuk
membersihkan saluran akar pada saat akan dilakukan penyemenan pasak dan inti
sebelumnya dilakukan dengan cara menyesuaikan atau dibuat rangsangan roentegen
untuk melihat ketepatanya,terutama panjang pasak agar tidak terlalu ke depan
sehingga ruangan tidak cukup antara pasak dan gigi antagonisnya.pada pemakaian
pasak,penyemenan semen harus secukupnya karena kelebihan semen ini dapat
menutupi gerigi retensi untuk melekatkan inti amalgam atau resin.
7. Bahan perekat restorasi tuangan emas
Agar
penyemenan dapat dilakukan dalam kondisi yang optimal,cairan harus dihilangkan
dari daerah preparasi isolator karet harus digunakan untuk mempertahankan
daerah yang kering,apabila restorasi melibatkan gigi terakhir dalam gingiva
yang normal,isolator karet mungkin sulit dipasang sehingga bagian tepi menjadi
terbuka,dalam hal ini harus dipasang gulungan kapas untuk mengontrol cairan.
Preparasi
harus terbebas dari debris sebelum penyemenan sebab permukaan yang kurang
bersih akan menyebabkan hilangnya retensi semen.setelah pembersihan dan
pengeringan dengan semprotan udara 2 lapisan tipis dari varnish kavitas dioles
diatas preparasi aplikasi kedua dilakukan setelah aplikasi pertama setelah
kering,viksositas itu encer tidak akan menganggu retensi semen jika kental
varnish cenderung tidak beraturan pada permukaan gigi yang mengurangi efek
melekat dari semen.karena semen ini tidak memliki sifat adesif hanya ikatan
mekanis yang di tunjukkan dalam kavita.pelapis semen dilakukan pada permukaan
yang internal dari tuangan dan sisi preparasi dengan selapis semen menggunakan
instrumen plastis.pemasangan tumpatan pada tempatnya dipasang dengan
menggunakan tekanan jari yang cukup kuat,semen yang berlebihan di bersihkan
dengan kapas batangan kayu atau gulungan kapas diletakkan ditas tuangan dan
pasien menekanya dengan mengoklusikan giginya untuk mengeluarkan kelebihan
semen dari bagian tepi tidak keluar lagi bawah tuangan.
8. Bahan perekat band orthodontik
Zinc
phosphate cement adalah bahan kedokteran gigi yang masi di gunakan sampai saat
ini,salah satunya sebagai bahan perekat band orthodontik(cincin logam)pada gigi
geligi pasien orhtodontik.namun semen ini dapat menimbulkan delklasifikasi
enamel di bawah cincin logam yang disebabkan oleh semen fosfat yang tinggi di
dalam cairan semen.untuk itu sebelum dilakukan penyemenan pada saat mencampur
semen harus ditambahkan starmous fluorida (Snf2) sebanyak 10% dari banyaknya
zinc phosphate semen,setelah semen tercampur secara homogen penyemenan dapat
dilakukan dengan starmous fluorida kedalam enamel terhadap asam fosfat setelah
penggunaan semen akan berkurang dibanding tanpa penambahan.
9. Bahan perawatan lesi karies
Pada
lesi karies baik besar atau kecil dapat digunakan bahan zinc fosfat cement
sehingga basis semen lebih kuat dan lebih keras namun sebelumnya pelapik telah
di berikan.varnish kavita dapat digunakan sebagai pelapik sebelum semen
dimasukkan yang berfungsi sebagai perekat semen ke dentin yang kuat serta untuk
penyekat terhadap iritasi pada semen yang belum mengeras pada pemakaian zinc
phosphate sebegai basis konsistensinya harus kental seperti dempul kemudian
dengan instrumen plastis yang bersih bahan semen ini di tekan dan di bentuk
pada kavita yang telah di preparasi semen yang dimasukkan ke dalam kavita harus
secukupnya karena semen yang berlebihan dapat mengotori permukaan gigi,setelah
semen mengeras dapat di polis dengan bur berkecepatan rendah.
M.
Kelebihan dan kekurangan zinc phosphate cement
a.
Kelebihan
·
Mempunyai komposisi strength
yang cukup baik dan kuat. Walau tidak adesif pada enamel dan dentin tetapi
semen ini sukar di lepaskan pada jaringan gigi jika restorasinya di buka karena
semen ini saling mengunci dengan ketidak teraturan permukaan gigi.
·
Semen ini memiliki sifat
penyekat panas yang baik.ketika di gunakan dibawah restorasi logam.
·
Zinc phosphate semen ini
mempunyai film semen yang paling tipis dari yang lainnya.oleh karena
ketebalanya dapat berukuran minimal 10 mikrometer.ukuran ini merupakan sepuluh
kali diameter mikroorganisme yang terletak di sekeliling film semen yang dapat
membentuk plak.
·
Waktu kerja yang dapat di
atur dan di kontrol
·
Dapat di camour dengan mudah
·
Semen ini mempunyai modulus
of elastisitas yang baik.
·
Dalam penggunaanya sebagai
bahan tambalan sementara maka kekuatan yang diperoleh akan berlipat ganda dari
zinc oxide
·
Zinc oxide dapat digunakan
dalam menutup daerah-daerah undercut yang kecil berupa ketidak teraturan
permukaan kavita namun sangat terbatas bila daerah tersebut tidak terletak di
dekat pulpa.
·
Semen ini dapat menahan
trauma mekanis.
·
Jika semen ini digunakan
dengan hati-hati maka semen ini akan memberikan perlekatan yang efektif.
·
Zinc phosphate cement sesuai
untuk penempatan semen pada kanal sebelum
pemasangan pasak karena
waktu kerjanya yag dapat di perpanjang
b.
Kekurangan
·
Tidak memilik sifat adesif
antar zinc phosphate cement dengan struktur gigi atau bahan restorasi lain yang
memakai semen ini. Karena keasamanya yang dapat mengiritasi pulpa maka,dalam penggunaan
semen ini memerlukan perlindungan pulpa maka dalam penggunaan semen ini
memerlukan perlindungan pulpa.
·
Nilai pH dari zinc phosphate
cemen ini rendah yakni di bawah 7 dan baru mencapai kenormalanya setelah kurang
dari 48 jam.
·
Tensile strength yang rendah
dari zinc phosphate cement ini di bandingkan dengan strength comprosivenya
menyebabkan semen ini menjadi rapuh.
·
Bila akan meng gunakan semen
ini penggunanya sangat terbatas karena kemampuanya engiritasi pulpa yang
disebabkan karena kandungan asam dari semen ini.
·
Meskipun komposisi dari
cairan ini sama biasanya cairan tidak dapat dipertukarkan untuk digunakan
dengan bubuk yang bermacam- macam komposisi cairan bersifat kritis dan perlu
sekali dalam memperhatikan petunjuk penggunaan dari pabrik dalam pencampuran
semen ini.
·
Efek anti bakteri dari semen
ini sangat kecil
·
Keasaman dalam semen ini
disamping dapat mengiritasi pulpa juga dapat bertambahnya daya larut dari
enamel.
·
Zinc phosphate cement ini
membutuhkan undercut sebagai retennsi untuk menahan pada t empatnya dari pada
kavitas yang besar. Karena semen ini memiliki sifat yang mudah pecah maka semen
ini kurang baik digunakan sebagai bahan tambalan sementara.
·
Zinc phosphate semen cepat
mengeras hal ini menyebabkan suliitnya semen ini untuk ditamb ah sewaktu
mencampurnya.
·
Semen ini mudah larut dalam
mulut
·
Jenis semen ini dapat larut
terutama di daerah plak
·
Zinc phosphate cement ini dapat pula
menimbulkan dekalsifika si enamel,di bawah band yang di sebabkan oleh kandungan
asam fosfat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar