Domo-kun Staring

Jumat, 11 April 2014

Bahan amalgam dan Zinc Phosphate Cement


A.    Pengertian Amalgam
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur, terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu–abu (Baum 1997).

B.     Sifat Bahan Tambal Amalgam
Bahantambalan amalgam dibagiatasbeberapasifat, yaitu :

1.      Sifat Fisik Amalgam
Ada beberapasifat yang termasukdalamsifatfisik amalgam (Creep, Stabilitas Dimensional, Difusitermal, danAbrasi), diantaranya:
a). Creep
            Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI-ADA specification no.1 menganjurkan agar creep kurang dari 3%. Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari 0,1%.
b). Stabilitas Dimensional
            Idealnya amalgam harus mengeras tanpa perubahan pada dimensinya dan kemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi awal pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang.


·         Perubahan dimensional
Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada cara manipulasinya, idealnya perubahan dimensi kecil saja. Kontraksinya yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro dan karies sekunder.
Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran dimulai. Spesifikasi ADA no.1 menyebutkan bahwa amalgam dapat berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 μm/cm, diukur pada 300C, 5 menit dan 24 jam sesudah dimulainya triturasi dengan alat yang keakuratannya tidak sampai 0,5 μm.

Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi perubahan dimensi adalah :
a.       Komposisi Alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka akan lebih besar pula expansi yang terjadi.
b.      Rasio mercury:alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar tingkat expansinya.
c.       Ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel menyusut, maka total area permukaan alloy akan meningkat.
d.      Waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum, semakin lama waktu triturasi, maka ekspansi akan lebih kecil.
e.       Tekanan kondensasi : Jika amalgam tidak mengalami kondensasi setelah triturasi, akan terjadi kontraksi dalam skala besar karena tidak terganggunya difusi mercury ke alloy.
c). Difusi termal
            Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkan koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.
d). Abrasi
            Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuahsubstansi / zat, biasa disebut wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan,yang mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam.


2.      Sifat Mekanik Amalgam
a.       Kekuatan
Dental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan kekuatan struktur tersebuttergantung dari sifat individu dan hubungannya antara satu struktur dengan struktur yanglainnya.Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan tensile amalgamlebih rendah dibanding kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif ini cukup baik untukmempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesarkemungkinan terjadinya fraktur/retakan.

Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam :
a.       Rasio mercury:alloy : jika mercury yang digunakan terlalu sedikit, maka partikel alloytidak akan terbasahi secara sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akanbereaksi dengan mercury, menyisakan peningkatan lokal porositas dan membuatamalgam menjadi lebih rapuh.
b.      Komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan amalgam. Beberapa sumber mengatakan amalgam yang tinggi copper dengan tipe dispersi lebihkuat dibanding alloy dengan komposisi konvensional.
c.       Ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh dengan ukuran partikelyang kecil, mendukung kecenderungan fine atau microfine particles.
d.      Porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan mempengaruhi kekuatan. Porositas dapat dikurangi dengan triturasi yang tepat, dan yang lebih penting adalahteknik triturasi yang baik.

Faktor-faktor berikut ini dapat mendorong terbentuknya suatu restorasi amalgam yang tidak kuat:
·         Triturasi yang tidak sempurna (under-trituration)
·         Kandungan mercury yang terlalu besar
·         Terlalu kecil tekanan yang diberi sewaktu kondensasi
·         Kecepatan pengisian kavitet yang lamban
·          Korosi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan diantaranya:
1.   Efek Triturasi. Efek triturasi terhadap kekuatan tergantung pada jenis logam campur amalgam, waktu triturasi, dan kecepatan amalgamator.
2.   Efek Kandungan Merkuri. Faktor penting dalam mengontril kekuatan adalah kandungan merkuri dari restorasi tersebut. Merkuri dalam jumlah yang cukup haris dicampur dengan logam camput untuk menutupi partikel-partikel logam campur dan memungkinkan terjadinya amalgamasi yang menyeluruh. Masing-masing partikel logam campur harus dibasahi oleh merkuri. Bila tidak, akan terbentuk adonan yang kering dan berbutir-butir. Adonan semacam itu menghasilkan permukaan yang kasar dan berlubang-lubang yang dapat menimbulkan korosi. Setiap kelebihan merkuri yang tertinggal pada restorasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dalam jumlah yang cukup besar.
3.   Efek Kondensasi. Tekanan kondensasi, dan bentuk partikel campur, semuanya mempengaruhi sifat amalgam. Jika digunakan teknik kondensasi tipikal dan logam campur lathe-cut, makin besar tekanan kondensasi, makin tinggi kekuatan kompresinya, terutama kekuatan awal (misalnya pada 1 jam).Teknik kondensasi yang baik akan memeras keluar merkuri dan menghasilkan fraksi volume dari fase matriks yang lebih kecil. Tekanan kondensasi yang tinggi diperlukan untuk mengurangi porositas dan mengeluarkan merkuri dari amalgam lathe-cut. Sebaliknya, amalgam sferis yang dimampatkan dengan tekanan rignan akan mempunyai kekuatan yang baik.
4.   Efek Porositas. Ruang kosong dan porus adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kompresi dari amalgam yang sudah mengeras.
5.   Efek Laju Pengerasan Amalgam. Spesifikasi ADA menyebutkan kekuatan kompresi minimal adalam 80 Mpa pada 1 jam. Kekuatan kompresi 1 jam dari amalgam komposisi tunggal yang kandungan tembaganya tinggi sangatlah besar.
3. Sifat Kimia Amalgam
a.      Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik
            Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau alloyberkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah saliva Besarnya arus galvanisdipengaruhi oleh lama/usia restorasi , perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dandaerah permukaan.
Jarak yang cukup lebar/besar dihasilkan dan kontak elektrik dari beberapa restorasisecara in vivo . Untuk restorasi amalgam–amalgam , perbedaan potensial korosi sebelumberkontak mungkin akan berguna dalam memprediksi besarnya arus galvanis, yang manapaling tidak perbedaan keluarnya adalah 24 mV
Hubungan lama restorasi dengan besar arus galvanic berbanding terbalik .artinya semakin lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanicyang dihasilkan.
b.      Korosi
            Korosi adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan degradasi struktur danproperti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada bagian pits dan cervical. Korosi dapatmengurangi kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek keawetan penggunaan.
c.       Tarnish
            Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film yang terlihat dapatmenyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang paling terkenal adalah campuran silverdan copper sulfida karena reaksi dengan sulfur dalam makanan dan minuman.

d.      Sifat Biologi Amalgam
            Ada Beberapa sifat yang termasuk dalam sifat biologi amalgam, diantaranya :
o   Alergi
            Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandaidengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala lain.Dermaititis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 dari Commbs mewakili efek sampingfisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini terjadi oleh kurang dari 1 % dari populasi yang di rawat.
o   Toksisitas
            Sejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air raksa sudah mulaidipertanyakan. Kadang-kadang masih ada dugaan bahwa keracunan air raksa dari tambalangigi adalah penyebab dari penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya tidak jelas dan adabahaya bagi dokter gigi atau asistennya. Ketika uap air raksa terhirup selama pengadukanpenempatan dan pembuangan.

C.     Komposisi dan Fungsi Unsur-unsur Amalgam
Komposisi bahan restorasi dental amalgam terdiri dari perak, timah, tembaga, merkuri, platinum, dan seng. Unsur – unsur kandungan bahan restorasi amalgam tersebut memiliki fungsinya masing – masing, dimana sebagian diantaranya akan saling mengatasi kelemahan yang ditimbulkan logam lain, jika logam tersebut dikombinasikan dengan perbandingan yang tepat. Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi persentase berat kandungan alloy amalgam (Baum 1997).
                                         a.       Perak(Ag)           : 65 %  (batas minimum)
                                         b.       Timah(Sn)          : 29 %  (batas minimum)
                                         c.        Tembaga(Cu)    : 6 %    (batas maximum)
                                         d.       Seng(Zn)            : 2 %    (batas maximum)
                                         e.       Mercuri(Hg)       : 3 %    (batas maximum)

Kegunaannya:
a. Ag          :           a. Mudah menyatu dengan Hg
                                                            b. Meningkatkan pemuaian
                                                c. Menambah kekuatan amalgam

b. Sn           :           a. Mengurangi pemuaian selama pengerasan
                                                b. Memperbaiki amalgamasi dari aloi
    
      c.  Cu         :           a. menambah kekuatan tepi
                                    b. meningkatkan kekerasan
                                    c. meningkatkan pemuaian

d.      Zn       :           a. Mengurangi oksidasi
                                    b. mudah bereaksi dengan oksigen
                                    c. Mencegah kombinasi oksigen dengan logam yang lain

e.       Hg      :          a. Memberikan reaksi yang baik terhadap permukaaqn partikel alloy

D.    Indikasi dan kotra Indikasi Amalgam
1.      Indikasi  amalgam :
o   Untuk gigi posterior
o   Karies pit dan fisur gigi posterior, karies proksimal gigi posterior, karies permukaan halus (sisi bukal atau lingual)
o   Pasien dengan insidensi karies tinggi

Indikasi Restorasi kelas II dengan bahan amalgam :
                                                              i.      Restorasi sedang sampai besar
                                                            ii.      Tidak mengutamakan estetik
                                                          iii.      Mempunyai kontak oklusal besar
                                                          iv.       Tidak dapat diisolasi dengan baik
                                                            v.      Restorasi yang meluas sampai permukaan akar
                                                          vi.      gigi abutmen untuk partial denture
                                                        vii.      sebagai restorasi sementara atau control karies



2.      Kontra indikasi amalgam :
 Gigi yang memerlukan estetika baik (terutama gigi anterior)
Kontra indikasi :
o   Mengutamakan estetik untuk gigi posterior
o   Restorasi kecil sampai sedang yang tidak dapat dilakukan isolasi dengan baik
o   Restorasi kelas 6 yang kecil



E.     Cara Melakukan Penambalan dan Pencampuran Bahan Amalgam
                        Dipabriklogam-logaminidicampurkandenganpemanasan yang sesuai untuk menghomogenisasikannya dan didinginkan sampai temperature kamar. Dalam hal ini tidak boleh terjadi pengoksidasian dan masuknya kotoran. Diharapkan amalgam powder yang terjadi berupa kristal-kristal berukuran kecil agar nantinya terdapat permukaan yang lebih halus sehingga tidak mudah terjadi tarnish dankorosi.
Pemanipulasian dental amalgam dilakukandenganjalanmencampurkan Hg denganaloi amalgam disebutdenganamalgamasi.
a.       Triturasi

Triturasi adalah pengadukan / pencampuran alloy dan mercuri, dengan cara ini kita dapat memperoleh massa plastis yang dilakukan dengan cara manual dan mekanikal.

Triturasi manual          ->         mortar & pestle
Triturasi mekanikal      ->         amalgamator

Cara manipulasi amalgam
o   Masukkan bubuk  +  cairan dalam mortan
o   Pestle dipegang menggenggam
o   Tekanan 1-2 kg pestle diputar perlahan kemudian agak cepat
o   Setelah massa mengkilap, sudah lepas dari dinding mortar, massa diambil
o   Lakukan mulling (diletakkan pada rubber/ kain dan dibentuk)
o   Ambil dengan amalgam pistol.

Triturasidapatdilakukandenganduacarayaitu :
1.      Secara manual (hand mixing)
Triturasi dilakukan oleh karena adanya suatu selubung tipis oksida pada aloi yang akan menghambat berkontaknya Hg danaloi. Oksida tersebut dapat dihilangkan dengan jalan mengabrasi permukaan partikel aloi. Hal ini biasanya dilakukan didalam mortar dan mengaduknya dengan pestle. Perbandingan aloi dengan Hg adalah 1:1.
2.      Menggunakan amalgamator (mechanical mixing)
Mechanical amalgamator adalah alat yang digunakan untuk triturasi yang bekerja secara otomatis. Prinsipnya sama dengan mortar dan pestle tetapi dengan menggunakan kapsul.
b.      Kondensasi
Kondensasiadonan dental amalgam didalam cavitas gigi dilakukan dengan mempergunakan amalgam stopper. Dengan kondensasi diharapkan partikel amalgam tetap rapat satu sama lain dan masuk kesegala arah dalam cavitas. Sehingga terdapat kepadatan dental amalgam. Dengan demikian strength akan bertambah, flow dan pengerutan akan berkurang. Kondensasi juga bertujuan untuk menghilangkan Hg yang berlebihan.
c.       Pengukiran dan Pemolesan
                        Pengukiran restorasi amalgam sesuai dengan anatomi gigi setelah dental amalgam ditempatkan pada kavitas, biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai alat secara manual seperti burnisher. Pemolesan pada amalgam umumnya dilakukan paling sedikit 24 jam setelah penambalan. Tetapi jika high copper amalgam dengan kekuatan yang tinggi digunakan, pemolesan dapat dilakukan pada kunjungan pertama. Umumnya permukaan amalgam dibentuk kembali dengan menggunakan green stones, finishing bur, atau abrasive disk. Bentuk, permukaan dan tepi amalgam diperiksa agar benar-benar licin dan sama dengan gigi. Selanjutnya digunakan bahan poles seperti pumice atausilux pada rubber abrasive points. Tahap akhir untuk mengkilapkan digunakan pasta abrasive yang baik. Pemolesan selalu dilakukan dengan keadaan basah,  karena memoles dalam keadaan kering memungkinkan dental amalgam menjadi panas sehingga dapat merusak pulpa. 
F.      Cara Memasukkan Amalgam Dalam Kavita
Memasukkan amalgam atau sering di katakan kondensasi amalgam. Kondensasi amalgam adalah proses memasukkan amalgam ke dalam kavitas lalu ditekan gunanya

·         Adaptasi dengan dinding kavitas
·         Menghilangkan kelebihan mercury
·         Memadatkan partikel amalgam
·         Mengurangi resiko perubahan bentuk

G.    Kelebihan dan Kekurangan Amalgam

1.      Kelebihan :
·         Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.
·         Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
·         Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.
·         Biayanya relatif lebih rendah.
2.      Kekurangan :.
·         Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.
·         Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman.
·         Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.
·         Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.
·         Sering menyebabkan kebocoran mikro dan sekunder karies. Solusinya enggunakan “cavity varnish” yang mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam pelarut yang menguap misalkan eter dan harus tahan air.
·         Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain. Solusinya dengan melepas tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam.
H.    Klasifikasi Zinc Oxide Phosphate Cement
      Zinc oxide phosphate cemen adalah merupakan semen yang paling sering di gunakan dalam  bidang kedokteran gigi semen ini terdiri dari bubuk dan cairan yang sangat mudah dalam mencampurnya.walaupun demikian perbandingan antara bubuk dan cairan haruslah di perhatikan dengan baik dan tepat untuk mendapatkan kekentalan yang baik.semen ini memiliki compressive strengh yang cukup baik.hal ini memungkinkan zinc phosphate semen bila akan di gunakan sebagai basis dalam kavita yang dalam.penggunaan zinc phosphate semen pada umumnya adalah sebagai bahan perekat,khusunya untuk inlay,bridge,crown.pasak inti serta perekat restorasi tuangan emas.
      Selain itu juga di gunakan untuk bahan tambalan sementara,basis dan pelapik serta  perawatan lesi karies.dalam setiap penggunaan dari zinc phospahate semen ini,terdapat keterbatasan-keterbatasan yang perlu di perhatikan yang berhubungan erat dengan sifat dari zinc phospahate semen itu sendiri.akibat kandungan dari zinc phospahate yang terdapat dalam cairan semen ini,maka dapat meninmbulan iritasi pulpa pada gigi,untuk itu sangat perlu dilakukan pemberian bahan khusus untuk perlindungan pulpa,misanya dengan kalsium hidroksida  pada penggunaanya sebagai basis pada kavita,yang cukup dalam.disamping hal tersebut diatas,masi ada sifat buruk dari zinc phospahate semen,yang mempengaruhi dalam penggunaanya serta kebaikanya yang membuat semen ini masi tetap di gunakan sampai saat ini.
I.       Komposisi Zinc Phosphate Cement
a.       Bubuk
Kandungan utama dari bubuk zinc phosphate cement ini terdiri dari :
1.      Zinc oxida sebesar 90,2 % sebagai bahan dasar.
2.      Magnesium oxida sebesar 8,2 %.
3.      Oxida lainnya, seperti bismuth trioxida, barium oxida sebesar 0,2 % yang akan meningkatkan kehalusan dari campuran.
4.      Silica sebesar 1,4 %
b.      Cairan
Cairan zinc phosphate cement ini terdiri:
1.      Asam fosfat sebesar 38,2 % yang akan bereaksi dengan zinc oxida.
2.      Air sebesar 36,0 % sebagai kontrol dari kecepatan reaksi.
3.      Aluminium fosfat atau kadang-kadang zinc fosfat sebesar 16, 2 % sebagai buffer untuk mengurangi kecepatan dari reaksi.
4.      Alumenuim sebesar 2,5 %
5.      Zinc sebesar 7,1 %
                        Kandunganutamabubuk semen zink fosfat adalah zinc oxide.Garam metalik digunakan untuk mengubah karakteristik kerja dan sifat akhir semen. Magnesium oksida biasanya ditambahkan untukmengurangi proses pada saat proses kalsinasi. Silikon dioksida merupakan filler inaktif pada bubuk semen.Bismuth trioksida ditambahkan untuk menghasilkan campuran semen yang halus dan juga untuk memperpanjang setting time.
                  Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % dan asam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagaibasis, konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan liquiddengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cairtidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonanpada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktupengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan tumpatan dibuang.


J.       Sifat Zinc Oxide Phosphate Cement
a.       Sifat mekanis
Semen yang telah dicampur akan memperoleh 75%dari seterngth maximumnya pada satu jam pertama.compressive strenght dari zinc phosphat semen ini yang telah set adalah80-110Mpa atau 11.000-16.000 psi yang akan di capai selama 24 jam retensi minimum yang kuat adalah sekitar 60Mpa atau 8500 psi.strenght dari semen ini cukup baik untuk itu sangat baik jika digunakan sebagai basis dan semen perekat.namun sangat tergantung pada W/P rationya.akan tetapi,tensile strength yang lebih rendah dari compossive sternghtnya mengakibatkan semen ini mudah rapuh bila terjadi kontak yang lama dengan saliva dan air akan mengurangi strength dari semen ini.bila sifat mekanis dari semen ini di bandingkan dengan semen perkat lain misalnya zinc silico phosphate cement,zinc polycarbokxilat semen,glass ionomer kaca,maka nilainya cukup baik.zinc phosphate cemen tidak membentuk perlekatan atau ikatan dengan enamel atau dentin retensi yang dihasilkan berupa gaya ikat mekanis antara semen yang telah set dengan kekasaran kavita dan bahan restorasi.
b.      Sifat biologis
Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan dari asam fhosfat.zinc phosphate cement yang baru saja di campur memiliki tingkat keasaman,dengan PH antara 1 dan 2,bahkan setelah setting setelah 1 jam PH masi 4 kemudian setelah 24 jam PH baru6-7.karena semen ini mengandung asam fhosfhat maka phnya agak rendah setelah di di letakkan dalam mulut,meskipun pHnya meningkat seperti peningkatan Setting reaksi semen akan mengiritasi pulpa sehingga diperlukan perlindungan pulpa khusunya pada kavita yang dalam misalnya dengan calsium hidrokxida.

K.    Cara manipulasi zinc oxide phosphate semen

ü  Waktu kerja dan pengerasan
·         Waktu dan pengerasan semen antara 5 sampai 9 menit pada temperatur badan 1,5 menit pertama.
·         Pengontrolan setting time
1.  P-L ratio 5 Untuk memperpanjang setting time tidak dibenarkan dengan merendahkan P-L ratio untuk menghindarkan kerugian-kerugian faktor fisis yang lain
2. Mixing Time / spatulation Makin lambat powder dicampur dengan liquid maka makin lama semen mengeras
3. Mixing Temperatur Makin tinggi temperatur makin cepat pengerasan
4. Pengaruh air
·         Makin banyak air dalam liquid makin cepat setting time Kontak dengan air selama mixing akan mempercepat reaksi liquid.
·         Takar sesuai dengan kebutuhan & ratakan bubuk dalam sendok, letakkan pada slab. Ratakan bubuk dan bentuk segi empat dengan spatula.
·         Bagi bubuk menjadi beberapa bagian (minimal 6 bagian).
·         Keluarkan cairan dari botol yang dipegang tegak lurus lantai, letakkan dekat bubuk.
·         Campur bagian pertama bubuk dengan liquid lalu aduk dengan gerakan memutar pada permukaan yangseluas mungkin selama 30 detik
5.Diamkan selama 15 detik
6. Tarik bagian bubuk selanjutnya, diaduk sampai mendapatkan konsistensi dempul. Aplikasikan semen pada dasar kavitas dengan stopper semen. Semen tidak boleh menempel pada dinding karena akan membentuk semen line. Gigi harus tetap kering, tidak boleh terkena ludah.

ü  Setting time
Waktu setting tidak terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama.waktu setting yang tepat pada zinc phosphate yaitu 5- 9 menit pada temperatur 37’C atau 97’F.pada kelembaban 100%.untuk memperpanjang waktu setting yaitu:
·         Menggunakan glass slab yang dingin.
·         Mengurangi kecepatan dalam hal mencampur bubuk kedalam tiap-tiappenambalan gigi serta penghentian sesaat pada pencampuran awal sejumlah bubuk kedalam cairan akan menambah waktu setting dalam pencampuran zinc phosphate semen.semakin lama bubuk di tambahkan dalam cairan akan memperlama waktu setting.
·         Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah jumlah cairan.
          Daya larut. Kelarutan semen ini sangat bergantung pada perbandingan bubuk dan cairanya,adonan yang lebih encer akan lebih mudah larut dalam mulut,semen ini akan larut pada aquades tapi lebih cepat dengan larutan dengan PH yang rendah.

L.     Cara Pencampuran dan Cara penambalan Zinc Oxide Phospahate Cement
1.      Sebagai bahan tambalan sementara
Sebagai bahan tambalan sementara,semen ini di dasari oleh zinc oxide yang di campur dengan cairan asam fosfat 50 %.bila menggunakan zinc phosphate cement maka cavita tidak boleh terlalu beras dan kekuatan pengunyahan yang di pusatkan pada gigi tersebut tidak boleh terlalu besar.untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta untuk mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling cavita yang besar,bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang di potong dan di bentuk dengan semen yang sama.
2.      Bahan basis dan pelapik
Sebagai bahan pelapik cement zinc phosphate di letakkan berupa suatu lapisan tipis yang di berikan pada permukaan cavita yang fungsi utamanya adalah untuk memberikan perlindungan terhadap perlindungan terhadap iritasi kimia. Sedangkan sebagai basis zinc phosphate semen digunakan dalam bentuk lapisan yang lebih tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang di berikan selama bahan pemampatan bahan restorative untuk basis,zinc phosphate cement dapat di campur dalam cairan dalam jumlah kecil dan adonan di spatulasi merata untuk mendapatkan konsistensin yang kental seperti dempul karena semen ini dapat mengiritasi pulpa,sebakainya jangan digunakan dalam kavita yang dalam tanpa di berikan pelapik misalnya calsium hidroxida.
3.      Bahan perekat
4.      Bahan perekat inlay
Sebelum memulai penyemenan,terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan dan pengeringan kavita,semen fosfat dengan slow setting di buat dengan menambah bubuk dalam jumlah dalam cairan selama kurang lebih 1-1,5 menit pada glass slab yang dingin semen yang telah di campur di oleskan kedalam permukaan dalam inlay,dimasukkan dalam kavita kemudian di tekan secara intermitten sampai posisinya baik dengan burniser berbentuk buah pir,tidak di anjurkan untuk melapisi kavita dalam semen karena temperatur gigi yang menjadi lebih tinggi akan mempercepat setting dari semen.jika semen telahbenar-benar mengeras sangat penting di perhatikan bahwa setiap sisa-sisasemen harus di bersihkan dari gingiva bagian proksimal dan servikal inlay dengan menggunakan eskavator atau sonde untuk mencegah iritasi gingiva yang dapat menimbulkan gingivitis marginal kronis.setelah inlay terpasang dengan baik maka sebagai langkah akhir dilakukan pemolisan agar inlay nyaman dipakai dan untuk mengurangi resiko karies berulang.

5.      Bahan perekat crown and bridge
Untuk temporary crown,dikarenakan retensi dari crown akan mengeluarkan gaya,zinc phosphate cemen dengan strength yang cukup baik dapat dipilih sebagai perekat.setelah penyemenan kelebihan semen harus di buat agar tidak terjadi irita si dari daerah gingiva dan untuk menghindari retensi plak yang dapat menimbulkan inflamasi pada gingiva.zinc phosphate semen ini sering juga digunakan dalam penyemenan crown.untuk penyemenan bridge khususnya pada bridge yang luas dan membutuhkan kerja yang panjang.dalam hal ini bahan zinc phosphate cemen merupakan bahan yang paling sering di unakan.waktu kerjanya dapat di perpanjang de ngan menggunakan glass slab yang dingin.bubuk yang ditambahkan harus sedikit demi sedikit dan di campur dalam waktu yang agak lama(kuran g lebih 90 detik)peletakan semen yang sudah di campur sama hanya dengan pelekatan semen pada cro wn.
6.      Bahan perekat pasak dan inti
Pasak dan inti Sering di gunakan dalam restorasi gigi,pada inti terdapat gerigi untuk me rekatkan inti amalgam atau resin.sebelum pema sangan pasak dan inti biasany a dilakukan pembuatan mahkota sementara yan g bisa dibuat dari resin plastik ,dan untuk retensinya memakai pasak kawat d alam saluran akar.mahkota sementara direkatkan dengan semen yang cukup b aik dan semen dan semen yang digunakan yaitu zinc phosphate cement.setelah pemasangan mahkota sementara,bila akan dilakukan penyemenan pasak permanen maka mahkota sementara dilepaskan dan daerah preparasi dibersihkan dengan menggunakan bur yang dipakai untuk membersihkan saluran akar pada saat akan dilakukan penyemenan pasak dan inti sebelumnya dilakukan dengan cara menyesuaikan atau dibuat rangsangan roentegen untuk melihat ketepatanya,terutama panjang pasak agar tidak terlalu ke depan sehingga ruangan tidak cukup antara pasak dan gigi antagonisnya.pada pemakaian pasak,penyemenan semen harus secukupnya karena kelebihan semen ini dapat menutupi gerigi retensi untuk melekatkan inti amalgam atau resin.
7.      Bahan perekat restorasi tuangan emas

Agar penyemenan dapat dilakukan dalam kondisi yang optimal,cairan harus dihilangkan dari daerah preparasi isolator karet harus digunakan untuk mempertahankan daerah yang kering,apabila restorasi melibatkan gigi terakhir dalam gingiva yang normal,isolator karet mungkin sulit dipasang sehingga bagian tepi menjadi terbuka,dalam hal ini harus dipasang gulungan kapas untuk mengontrol cairan.

Preparasi harus terbebas dari debris sebelum penyemenan sebab permukaan yang kurang bersih akan menyebabkan hilangnya retensi semen.setelah pembersihan dan pengeringan dengan semprotan udara 2 lapisan tipis dari varnish kavitas dioles diatas preparasi aplikasi kedua dilakukan setelah aplikasi pertama setelah kering,viksositas itu encer tidak akan menganggu retensi semen jika kental varnish cenderung tidak beraturan pada permukaan gigi yang mengurangi efek melekat dari semen.karena semen ini tidak memliki sifat adesif hanya ikatan mekanis yang di tunjukkan dalam kavita.pelapis semen dilakukan pada permukaan yang internal dari tuangan dan sisi preparasi dengan selapis semen menggunakan instrumen plastis.pemasangan tumpatan pada tempatnya dipasang dengan menggunakan tekanan jari yang cukup kuat,semen yang berlebihan di bersihkan dengan kapas batangan kayu atau gulungan kapas diletakkan ditas tuangan dan pasien menekanya dengan mengoklusikan giginya untuk mengeluarkan kelebihan semen dari bagian tepi tidak keluar lagi bawah tuangan.
8.      Bahan perekat band orthodontik
Zinc phosphate cement adalah bahan kedokteran gigi yang masi di gunakan sampai saat ini,salah satunya sebagai bahan perekat band orthodontik(cincin logam)pada gigi geligi pasien orhtodontik.namun semen ini dapat menimbulkan delklasifikasi enamel di bawah cincin logam yang disebabkan oleh semen fosfat yang tinggi di dalam cairan semen.untuk itu sebelum dilakukan penyemenan pada saat mencampur semen harus ditambahkan starmous fluorida (Snf2) sebanyak 10% dari banyaknya zinc phosphate semen,setelah semen tercampur secara homogen penyemenan dapat dilakukan dengan starmous fluorida kedalam enamel terhadap asam fosfat setelah penggunaan semen akan berkurang dibanding tanpa penambahan.
9.      Bahan perawatan lesi karies
Pada lesi karies baik besar atau kecil dapat digunakan bahan zinc fosfat cement sehingga basis semen lebih kuat dan lebih keras namun sebelumnya pelapik telah di berikan.varnish kavita dapat digunakan sebagai pelapik sebelum semen dimasukkan yang berfungsi sebagai perekat semen ke dentin yang kuat serta untuk penyekat terhadap iritasi pada semen yang belum mengeras pada pemakaian zinc phosphate sebegai basis konsistensinya harus kental seperti dempul kemudian dengan instrumen plastis yang bersih bahan semen ini di tekan dan di bentuk pada kavita yang telah di preparasi semen yang dimasukkan ke dalam kavita harus secukupnya karena semen yang berlebihan dapat mengotori permukaan gigi,setelah semen mengeras dapat di polis dengan bur berkecepatan rendah.

M.   Kelebihan dan kekurangan zinc phosphate cement
a.       Kelebihan
·         Mempunyai komposisi strength yang cukup baik dan kuat. Walau tidak adesif pada enamel dan dentin tetapi semen ini sukar di lepaskan pada jaringan gigi jika restorasinya di buka karena semen ini saling mengunci dengan ketidak teraturan permukaan gigi.
·         Semen ini memiliki sifat penyekat panas yang baik.ketika di gunakan dibawah restorasi logam.
·         Zinc phosphate semen ini mempunyai film semen yang paling tipis dari yang lainnya.oleh karena ketebalanya dapat berukuran minimal 10 mikrometer.ukuran ini merupakan sepuluh kali diameter mikroorganisme yang terletak di sekeliling film semen yang dapat membentuk plak.
·         Waktu kerja yang dapat di atur dan di kontrol
·         Dapat di camour dengan mudah
·         Semen ini mempunyai modulus of elastisitas yang baik.
·         Dalam penggunaanya sebagai bahan tambalan sementara maka kekuatan yang diperoleh akan berlipat ganda dari zinc oxide
·         Zinc oxide dapat digunakan dalam menutup daerah-daerah undercut yang kecil berupa ketidak teraturan permukaan kavita namun sangat terbatas bila daerah tersebut tidak terletak di dekat pulpa.
·         Semen ini dapat menahan trauma mekanis.
·         Jika semen ini digunakan dengan hati-hati maka semen ini akan memberikan perlekatan yang efektif.
·         Zinc phosphate cement sesuai untuk penempatan semen pada kanal sebelum
pemasangan pasak karena waktu kerjanya yag dapat di perpanjang

b.      Kekurangan

·         Tidak memilik sifat adesif antar zinc phosphate cement dengan struktur gigi atau bahan restorasi lain yang memakai semen ini. Karena keasamanya yang dapat mengiritasi pulpa maka,dalam penggunaan semen ini memerlukan perlindungan pulpa maka dalam penggunaan semen ini memerlukan perlindungan pulpa.
·         Nilai pH dari zinc phosphate cemen ini rendah yakni di bawah 7 dan baru mencapai kenormalanya setelah kurang dari 48 jam.
·         Tensile strength yang rendah dari zinc phosphate cement ini di bandingkan dengan strength comprosivenya menyebabkan semen ini menjadi rapuh.
·         Bila akan meng gunakan semen ini penggunanya sangat terbatas karena kemampuanya engiritasi pulpa yang disebabkan karena kandungan asam dari semen ini.
·         Meskipun komposisi dari cairan ini sama biasanya cairan tidak dapat dipertukarkan untuk digunakan dengan bubuk yang bermacam- macam komposisi cairan bersifat kritis dan perlu sekali dalam memperhatikan petunjuk penggunaan dari pabrik dalam pencampuran semen ini.
·         Efek anti bakteri dari semen ini sangat kecil
·         Keasaman dalam semen ini disamping dapat mengiritasi pulpa juga dapat bertambahnya daya larut dari enamel.
·         Zinc phosphate cement ini membutuhkan undercut sebagai retennsi untuk menahan pada t empatnya dari pada kavitas yang besar. Karena semen ini memiliki sifat yang mudah pecah maka semen ini kurang baik digunakan sebagai bahan tambalan sementara.
·         Zinc phosphate semen cepat mengeras hal ini menyebabkan suliitnya semen ini untuk ditamb ah sewaktu mencampurnya.
·         Semen ini mudah larut dalam mulut
·         Jenis semen ini dapat larut terutama di daerah plak

·         Zinc phosphate cement ini dapat pula menimbulkan dekalsifika si enamel,di bawah band yang di sebabkan oleh kandungan asam fosfat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar