Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian
kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat
dinyatakan, kepemimpinan adalah inti darimanagemen.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam
kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin,
atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang mampu menggerakan sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana sesorang tidak memperoleh pengikut karena status. Kemampuan seorang pemimpin dibuktikan pertama dari bagaimana dia mampu meyakinkan orang-orang yang dipimpinya untuk memahami visi dan misi organisasi untuk kemudian mau bersama-sama mengupayakan tujuan organisasi tersebut.
Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang mampu menggerakan sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana sesorang tidak memperoleh pengikut karena status. Kemampuan seorang pemimpin dibuktikan pertama dari bagaimana dia mampu meyakinkan orang-orang yang dipimpinya untuk memahami visi dan misi organisasi untuk kemudian mau bersama-sama mengupayakan tujuan organisasi tersebut.
Seorang pemimpin berbeda dengan manajer. Pemimpin
mempunyai kekuasaan atas pengikutnya bukan karena jabatannya tetapi karena
kemampuan personality. Sikap, tingkah laku yang kemudian memunculkan wibawa.
Sedangkan manajer memiliki kekuasaan karena jabatan yang dimilikinya. Dia bisa
memberi komando karena struktur dan birokrasi, tetapi saat dia sudah tidak lagi
menjabat maka tidak satupun "bekas" bawahanya mau dia perintah.
Perbedaan mendasar antara pemimpin dan manajer adalah
dari pola pikir dan cara bekerja. Seorang pemimpin memiliki visi jauh kedepan,
sanggup mengadopsi perubahan, sedangkan manajer berfikir untuk jangka pendek.
Dalam melaksanakan pekerjaanya pemimpin sangat fleksibel dan tidak kaku
sedangkan manajer melakukan apa yang telah digariskan, kaku dan enggan berubah.
Pemimpin inilah yang mendorong dan menggerakan orang
lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini
penting, sebab bagaimana pun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan
tepatnya penempatan orang dalam organisasi, belum berarti menjamin geraknya
organisasi menuju sasaran dan tujuan. untuk itu diperlukan kecakapan, keulatan,
pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang
lain guna mencapai tujuan tertentu ini disebut Kepemimpinan atau leadership.
Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen, dan lebih dari itu
adalah menentukan keberhasilan administrasi. ini berarti bahwa akan menentukan
tercapainya atau tidaknya tujuan.
Ciri-Ciri
Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa
pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat
penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan
intensitas.an memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik
seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman,
dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri
mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Dalam menggerakkan orang lain kita harus ingat empat faktor yaitu:
·
Kepemimpinan
: kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja
sama dalam usaha mencapai tujuan.
·
Komunikasi
: cara dan media penyampain pesan.
·
Instruksi
: perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tagas, tampak arahnya, jelas
bagaimana jalan pelaksanaannya.
·
Fasilitas
: kemudahan yang menyebabkan pekerjaan mudah dilaksanakan.
Tipe-Tipe Pemimpin
Pemimpin Konvensional
Pemimpin Konvensional
Anda tentu pernah mendengar ada sebutan "Tokoh Masyarakat" Mereka tidak pernah diangkat secara formal tetapi diakui sebagai pimpinan dalam kelompoknya. Perkataanya didengar, Pemikiranya dijadikan rujukan. Pemimpin seperti ini biasanya dianggap sebagai panutan kerena " kelebihan" yang mereka miliki baik secara Ilmu, fisik atau derajat sosial. Biasanya konsep seperti ini ada pada masyarakat tradisional atau pouse tradisonal
Pemimpin Secara ilmiah
Pemimpin secara ilmiah terbagi dalam 7 jenis kepemimpinan yaitu:
1. Kepemimpinan
pribadi /personal leadership yaitu tipe seorang pemimpin yang selalu mengadakan
hubungan langsung dengan anggotanya.
2. Kepemimpinan non pribadi / non personal
leadership yaitu kebalikan tipe kepemimpinan pribadi, tetapi melalui jenjang /
hierarchie organisasi yang sudah ditentukan.
3. Kepempmpinan otoriter yaitu tipe pemimpin yang
menanggap kepemimpinan adalah hak pribadinya, orang lain tidak ikut campur
sehingga setiap perintahnya tidak perlu mendapat konsultasi dari pengikut –
pengikutnya. pemimpin berkuasa penuh, para pengikut tidak mendapat kesempatan
mengemukakan pendapat.
4.Kepemimpinan yang demokratis, yaitu tipe
pemimpin yang selalu menerima dan menghargai saran, pendapat, nasihat dari
pengikutnya.
5. Kepemimpinan yang kebapaan / paternalistis,
yaitu tipe pemimpin yang bertindak sebagai ayah,pengasuh,pembimbing dan
pelindung dari pengikut-pengikutnya. kelemahannya adalah sulit memberikan
kepercayaan/tanggung jawab secara penuh dan ada rasa khawatir tidak berhasil.
6.
Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire,
yaitu tipe kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang
menonjol dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada
pengikutnya untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan
sepenuhnya kepada bawahannya.
7. Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire,
yaitu tipe kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang
menonjol dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada
pengikutnya untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan
sepenuhnya kepada bawahannya.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya seorang pemimpin harus memiliki dua aspek yaitu :
·
Aspek
Internal, yaitu pemimpin harus mengetahui keadaan organisasi, gerak, tujuan dan
keadaannya (pemimpin harus mempunyai pandangan organisasi, mengambil keputusan
secara tepat, tegas dan mudah dilaksanakan, pandai mendelegasikan wewenang,
mendapat dukungan dari anggotannya.
·
Aspek
Eksternal yaitu pemimpin harus mengetahui situasi masyarakat diluar organisasi
dan perkembangan organisasi lain.
Kelebihan
– kelebihan yang perlu di miliki sebagai seorang Pemimpin.
Kelebihan rokhaniah atau ahklak seperti jujur, adil, percaya diri sendiri, ramah, dapat dipercaya bijaksana, kuat keyakinan beragamanya, sederhana, berjiwa besar, berbudi luhur, berani,dll.
Kelebihan jasmani seperti berbadan kuat, sehat, terampil, tangkas, dll.
Kelebihan penggunaan nalar/ ratio yaitu cerdas, pandai, luas pandangannya mampu melihat kedepan, inisiatif, kretif, lancar berbicara,dll.
Kelebihan rokhaniah atau ahklak seperti jujur, adil, percaya diri sendiri, ramah, dapat dipercaya bijaksana, kuat keyakinan beragamanya, sederhana, berjiwa besar, berbudi luhur, berani,dll.
Kelebihan jasmani seperti berbadan kuat, sehat, terampil, tangkas, dll.
Kelebihan penggunaan nalar/ ratio yaitu cerdas, pandai, luas pandangannya mampu melihat kedepan, inisiatif, kretif, lancar berbicara,dll.
Seorang pemimpin adalah orang yang dapat memimpin dan
dapat dipimpin, dapat menjadi contoh teladan bagi anggotanya. Mempunyai
dedikasi yang tinggi terhadap tugas – tugasnya. Punya kemampuan dan loyal
kepada pekerjaan. Profesional dalam segala hal, inovatif dalam gagasan, selalu
menjadi contoh teladan yang baik, disiplin, komitmen dan jujur.
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan
falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh
2.
Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak
buah.
3.
Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah
masyarakat (anak buah).
4.
Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang
kepada anak buah.
5.
Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
6.
Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
7.
Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8.
Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari
bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.
9.
Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran
segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
10.
Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk
mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11.
Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya
menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna
diteruskannya.
Tugas dan tanggung jawab pemimpin
·
Mengantarkan
atau mengarahkan yaitu; mempengaruhi dan membawa anggotanya kearah tujuan atau
cita-cita yang sudah ditetapkan.
·
Mengetahui
artinya menempatkan diri sebagai orang yang dituakan.
·
Diandalkan
dan mendapat kepercayaan dari anggotanya untuk mengambil keputusan.
·
Mempelopori
atau merintis yaitu menjadi pelopor,memberi contoh/teladan untukditiru.
·
Memberi
petunjuk, nasihat, petua agar pengikut-pengikutnya bersikap dan bertindak
benar.
·
Memberi
bimbingan agar pengikut – pengikutnya maju dalam usaha/pekerjaannya,tidak putus
asa dan berani bertindak.
·
Membina
guna meningkatkan pengetahuan dan ketermapilan anggotanya.
·
Menggerakkan
yaitu memberikan dorongan atas kepada anggotanya agar mau bekerja dan beusaha
mencapai tujuan/cita – cita.
Empat tanggung jawab seorang pemimpin
1.
Pada
Tuhan Yang Maha Esa
2.
Pada
diri sendiri dan orang lain
3.
Pada
masyarakat
4.
Pada
bangsa dan Negara
Setiap manusia itu sesungguhnya adalah
pemimpin tergantung dari bagaimana manusia melihat diri dan masa depannya
Di dalam kenyataan,
tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk
memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang
memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk
menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang pengertian ‘kepala’
menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal
setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian
(berdasarkan surat keputusan atau surat pengangkatan), walaupun belum tentu
orang yang bersangkutan mampu menggerakan mempengaruhi dan membimbing
bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk
mencapai tujuan.
Jenis-jenis
kepemimpinan
Sepanjang
perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya pemimpin-pemimpin dalam
berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 jenis
kepemimpinan:
- Kepemimpinan di bidang rohaniah
- Kepemimpinan di bidang politik
- Kepemimpinan di bidang militer,
dan
- Kepemimpinan di bidang managerial
Adapun yang menjadi
pokok dalam pembahasan masalah ini adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau
kepemimpinan di bidang manajerial khususnya dalam kepemimpinan yang berada
dalam ruang lingkup bidang seni pertunjukan.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya
kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat
menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di
kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata,
Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan – kerajaan hindu dan islam di Indonesia.
Dalam hal ini
hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang
tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya
bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan
mampu menjadi pemimpin. Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak
ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya
diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi
masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat
saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan
melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya
kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini
sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan
tuntutan hak-hak asasi manusia.
Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin,
diantaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau
orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat
memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan
suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi
politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya.
Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu
yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta,
seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih
tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon
pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon
tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon
pemimpin, dan kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.
Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka
menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:
-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan
kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan
tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam
hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan
hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada
pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak
langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah
ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab.
Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena
segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang
panjang.
Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa
kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan
orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan
semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima
dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan,
melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah
kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati.
Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih
bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Karismatis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang
amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut.
Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, dan J.F.Kennedy. Kepemimpinan
tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi
dan hukum-hukum yang berlaku.
Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek
internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang
pemimpin.
- Aspek internal, adalah
pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketata-lembagaan yang
meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
1. Pandangan pemimpin terhadap
organisasi harus menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan harus
dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.
4. Hubungan dengan bawahan harus
terbina baik sehingga mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.
- Aspek eksternal atau aspek politik,
adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk
melihat perkembangan situasi masyarakat
Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang
yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang
lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang
dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau
tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan
kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan
sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli,
pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Menurut Dr.
Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal
dari orang-orang yang dipimpinnya :
o
Kelebihan
dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus
memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya.
Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara
efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke
arah berhasilnya tujuan.
o
Kelebihan
dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki
sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan
kesederhanaan watak.
o
Kelebihan
dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan
jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan
prestasi kerja sehari – hari yang baik terutama ditujukan kepada orang – orang
yang dipimpinnya.
Terry menyebutkan adanya 3 buah syarat yang
harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan
rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak
mudah marah dan putus asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang
manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan
bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. Adapun beberapa
kecakapan/kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang
akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan
menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta
dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
3. Kecakapan mengajar pemimpin yang
baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan
petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta
memperbaiki yang salah.
4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui
sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh
kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan
senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
5. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui
dengan jelas azas dan tujuan dari organisasi tersebut. Mampu merencanakan,
mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan
lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik
kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang
dipimpinnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar